Cerita yang Belum Selesai
Kali ini ingin mengulas salah satu novel dari penulis lokal yang cukup mengena bagi saya.
Judul buku : Cerita Yang Belum SelesaiPenulis : Novi Ahimsa
Editor : Leica
Desain sampul : Kukila Creative
Penerbit : Fugu Press
ISBN : 978-623-94479-8-4
Jumlah Halaman : 238 halaman
Saya mengetahui buku ini dari sebuah workshop yang saya ikuti, kebetulan sang penulis menjadi pembicara pada workshop tersebut. Waktu
itu, buku ini baru akan diterbitkan. Lalu, saya mengikuti akun IG sang penulis dan membaca postingan tentang buku ini. Membaca sinopsis dari buku ini membuat saya semakin tertarik untuk membeli
bukunya.
"Ah, ternyata, menemukan seseorang yang baru, sama sekali tak berarti bahwa kita telah memaafkan seseorang yang pernah ada sebelumnya di hati kita. Parahnya lagi, kadang kita tidak menyadari, ada luka dalam di dasar jiwa yang tidak terasa, karena seringnya kita menutup luka itu.
Ternyata, ini tentang perjalanan mengenal diri sendiri. Perjalanan jauh yang sering kita lupakan. Yang membuat banyak cerita menjadi belum selesai."
Di awal, menceritakan seorang gadis sekaligus penulis bernama Kauki, yang
sedang dalam perjalanan pulang dari Jepang. Kehidupan baru di tanah
air telah menantinya, Kauki tak sabar ingin membuat cerita baru, cerita
baru untuk menutup cerita lama yang ingin ia kubur lebih dalam
lagi.
Ternyata cerita dari masa lalu menahan langkah Kauki untuk membuat cerita baru. Kali ini, Kauki kembali melakukan perjalanan mengenal dirinya dan
mencoba menyelesaikan ceritanya.
Mise En Place
artinya menyiapkan semua sesuai tempatnya. Inti percakapan Kauki dan calon suaminya yang ingin
mempersiapkan marriage life baik-baik, menyarankan
Kauki untuk menyelesaikan apa yang belum diselesaikannya. Lalu, bertemu
kembali setelah Kauki benar-benar menyelesaikan semuanya.
Kauki yang baru saja mendarat di bandara mulai dihadapkan dengan
konflik batin. Bandara menjadi titik awal cerita sekaligus titik awal
Kauki untuk melakukan perjalanan yang bernama
memaafkan.
Cerita dari Masa Lalu
Novel ini banyak menceritakan masa lalu Kauki dan tokoh lainnya
yang terlibat. Cerita masa lalu mereka menurutku sangat manis dan
pahit, sehingga masih bisa diterima mengapa mereka bertindak seperti itu
dan memahami penyebab 'cerita tak terselesaikan'.
"Aku ingin menulis ceritaku sendiri.""Aku ingin memaafkan.""Tapi bagaimana aku harus memulai?."
Kesan dari Perjalanan Memaafkan
Meminta maaf dan memaafkan adalah hal yang mudah, tapi sulit
dilakukan. Bagi segelintir orang memaafkan terkesan lemah. Kalaupun sudah meminta
maaf, orang tersebut belum tentu menerima permintaan maaf kita. Novel ini juga mengajarkan, yang bisa kita lakukan ketika mengalami itu adalah melanjutkan hidup sambil memperbaiki diri dan menyerahkan
kepada Tuhan YME, yang mampu meluluhkan hati orang lain.
Selain memaafkan orang lain, pelajaran penting lainnya
adalah memaafkan diri sendiri.
"Akan ada waktunya kamu tahu bahwa setiap orang punya jalan hidupnya sendiri. Nanti mungkin kamu akan tahu, Kauki begini pun karena punya alasan yang bisa jadi dia sendiri bahkan belum menyadarinya. Yang jelas, setiap orang pasti punya hal terburuk dalam hidupnya yang belum tentu bisa dilewati oleh orang lain. Kamu dengan jalan hidup seperti ini, yang menurutmu selalu dibelakang Kauki, nanti akan mengerti, bahwa mungkin ada banyak kehilangan yang sudah pernah dialami Kauki untuk itu semua."
"Lanjutin terus belajarnya. Sekarang cintai dirimu sendiri dengan tanpa membandingkannya dengan siapapun."
"Maafin dulu dirimu sendiri. Berdamailah dengan semua kejadian ini."
Semua nasihat dari Mbak Kila. :)
Mbak Kila, karakter favorit saya dalam novel ini. Rasanya ingin punya mentor seperti
Mbak Kila di kehidupan nyata.
Dalam novel ini terdapat berbagai kutipan yang bisa dijadikan motivasi dalam kehidupan sehari-hari. Di sini kamu juga akan menemukan kutipan dari buku novel lokal terkenal, seperti karya Dee Lestari.
Konflik-konflik batin dari beberapa tokoh lainnya pun banyak pelajaran yang
bisa diambil. Setiap tokoh memiliki masalah masing-masing yang harus diselesaikan. Saya sebagai pembaca cukup menikmati proses setiap tokoh menyelesaikan ceritanya. Saya
suka sangat bagian Kauki - Kafin dan takdir yang menuntun mereka
kembali.
Selain tentang memaafkan, novel ini mengajarkan tentang
pentingnya mise en place, menata diri, terutama sebelum
menikah. Menceritakan pentingnya menjadi sosok orang tua yang sudah
berdamai dengan dirinya sendiri, menerima kondisi masa kecil
(inner child). Jadi, buku ini sangat cocok untuk kamu yang belum
menikah atau sedang mempersiapkan diri sebelum menikah.
"Pernikahan itu harus bener-bener dilandasi dengan niat yang betul lillahi ta'ala. Ngga cukup niat nikah buat berubah lebih baik, atau sekedar ingin cepat-cepat halal."
"Karena nikah juga bukan pelarian dari mantan, bukan juga lomba dulu-duluan.
Asal-usul kata mise en place, saya dapatkan dari novel ini. Saya suka maknanya karena merasa sedang berada di fase itu. Mungkin seumur hidup kita harus selalu memperbaiki (menata) diri. Makanya saya pakai itu sebagai nama blog ini.
Akhir
kata, berdamai dengan luka di masa lalu itu membutuhkan proses panjang
seumur hidup. Mereka pun muncul bertahap dalam hidup kita tanpa
disadari. Tugas kita adalah terus mengenal diri (trauma), memaafkannya, dan mengambil hikmahnya.
"Karena pada akhirnya, yang bisa bikin kita sembuh itu, ya diri kita sendiri"
Penulis
~Dzmsy
Comments
Post a Comment